PARADIGMA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA
Paradigma umum yang dijumpai sampai saat ini dalam pengelolaan sampah kota adalah :
1. KUMPUL – ANGKUT – BUANG.
Merupakan sistem pengelolaan konvensional dimana pengelolahan sampah yang dilakukan hanya berupa tiga tahap yaitu kumpul, angkut dan buang tanpa melalui rangkaian proses pengolahan.
1. KUMPUL – ANGKUT – BUANG.
Merupakan sistem pengelolaan konvensional dimana pengelolahan sampah yang dilakukan hanya berupa tiga tahap yaitu kumpul, angkut dan buang tanpa melalui rangkaian proses pengolahan.
2. KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG.
Pola yang dikembangkan dalam pengelolaan persampahan pertama dengan memasukkan kegiatan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir.
Pergeseran pola pengelolaan persampahan perlu dilakukan seperti Pola Transformasi Waste to Source dan perlu dikembangkan sehingga sampah yang saat ini kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna akan menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna yang tinggi.
Pola yang dikembangkan dalam pengelolaan persampahan pertama dengan memasukkan kegiatan pengolahan sampah mulai dari hulu sampai hilir.
Pergeseran pola pengelolaan persampahan perlu dilakukan seperti Pola Transformasi Waste to Source dan perlu dikembangkan sehingga sampah yang saat ini kita anggap sebagai sesuatu yang tidak berguna akan menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna yang tinggi.
Penanganan sampah yang terintegrasi bertujuan untuk meminimalkan atau
mengurangi sampah yang terangkut menuju pemrosesan akhir. Pengelolaan
sampah yang hanya mengandalkan proses kumpul-angkut-buang dan proses
KUMPUL – OLAH – ANGKUT – OLAH – BUANG akan menyisakan permasalahan dan
kendala, antara lain untuk pembuangan akhir, maka salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan konsep Transformasi Sampah melalui reduksi
volume sampah dan penyediaan sarana fasilitas sampah untuk menghasilkan
sumber daya yang bermanfaat seerti kompos dan metan sebagai bahan baku
sumber energi. Melalui Transformasi Sampah selain hasil akhir dari
pengelolaan yang diharapkan akan menghasilkan zero waste juga akan
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Setiap Kota di Indonesia
diperkirakan pada tahun-tahun mendatang akan mengalami penambahan
penduduk yang cukup besar sehingga pembuangan sampah akan mengalami
peningkatan yang signifikan pula, terutama sampah organik yang
merupakan jumlah sampah terbanyak.
TRANSFORMASI PENGELOLAAN SAMPAH
Dilihat dari komposisinya, maka sebagian sampah kota di Indonesia adalah
tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai sampah
organik alamiah, atau sampah basah. Rata-rata sampah yang tergolong
hayati ini adalah di atas 65 % dari total sampah. Melihat komposisinya
yang sebagian besar adalah sisa-sisa makanan, khususnya sampah dapur,
maka jenis sampah ini akan cepat membusuk, atau terdegradasi oleh
mikroorganisme yang berlimpah di alam ini, dan berpotensi pula sebagai
sumberdaya penghasil kompos, metan dan energi.
Gambar. Flow Chart Pengelolaan Transformasi Sampah
Sumber: http://www.iec.co.id
Komentar
Posting Komentar