Instalasi Pengolahan & Pemanfaatan Sampah Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Kranggan Yogyakarta)
A.
KONDISI EKSISTING PASAR KRANGGAN
1.
Kondisi Geografis
Pasar Kranggan merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di kota
Yogyakarta yang dikategorikan sebagai pasar kelas III. Letak geografis Pasar
Kranggan di antara 1100 24’
19’’ Bujur Barat dan 1100 28’
53’’ Bujur Timur serta 70 49’
26’’ Lintang Utara dan 70 15’
24’’ Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m di atas permukaan laut.
2.
Demografi
Jumlah pedagang di Pasar Kranggan
terdiri dari 852 orang dengan rincian sebagai berikut :
·
Kios : 66 buah
·
Los : 609 buah
·
Lapak : 177 buah
Jenis dagangan yang dipasarkan di Pasar
Kranggan diantaranya sembako, bumbu dapur, sayur mayur, buah-buahan, daging
segar, ikan laut, ikan air tawar, pakaian, makanan, jajanan pasar, bunga tabur,
logam mulia, dll.
3.
Karakteristik
Sampah
Volume rata-rata sampah di Pasar
Kranggan berkisar antara 2-3 m³/hari. Rata-rata timbulan sampah 3,5
liter/pdg/hari (0,54 kg/pdg/hari). Pengangkutan dilakukan setiap hari pada jam
16.00 WIB dengan 1 truk pengangkutan ke TPA Piyungan.
Tabel 1. Jenis dan
Komponen Sampah pasar
URAIAN
|
Total (%)
|
Sampah Organik
|
69,34
|
- Sayur-mayur
|
38,25
|
- Buah-buahan
|
26,81
|
- Daging &
ikan
|
3,16
|
- Lain-lain
|
1,12
|
Sampah Anorganik
|
30,66
|
- Kertas
|
12,45
|
- Plastik
|
13,6
|
- Logam
|
0,9
|
- Kaca/Gelas
|
0,9
|
- Karet
|
0,54
|
- Kain
|
2,04
|
- Lain-lain
|
0,82
|
4.
Permasalahan yang
Dihadapi
Beberapa permasalahan yang dihadapi di
pasar Kranggan adalah :
- Sistem masih konvensional yaitu di kumpul-diangkut-dibuang.
- Belum ada proses pemilihan baik dari pedagang maupun dari petugas kebersihan.
- Belum ada proses pengolahan sampah pasar misalnya untuk composting, pemisahan bahan laku di jual dan tidak di jual, dll.
- Belum ada keterlibatan pihak pemerintah terkait dan pihak swasta lain dalam hal pendidikan dan pelatihan serta pengolahan dan pemanfaatan sampah pasar.
- Wadah sampah untuk setiap pedagang masih kurang bahkan ditemukan masih banyak pedagang yang belum memilki wadah sampah.
- Peralatan fisik untuk keperluan pengumpulan sampah masih kurang misalnya wadah, skop, gerobak kecil.
B.
PERENCANAAN
PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KRANGGAN
1.
Rencana Penempatan
Pedagang
Gambar: Layout
Usulan Penempatan Pedagang
2.
Rencana
Pengelolaan Sampah
Gambar:
Pengembangan Blox Diagram Instalasi Pengolahan & Pemanfaatan Sampah Pasar
3.
Rencana Instalasi
Pengomposan
Gambar: Bagan
Instalasi Kompos
4.
Kalkulasi Desain
Komposter
Tabel 4. Kalkulasi Unit Pengomposan
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Satuan
|
1
|
Jumlah pedagang
|
852
|
Org
|
2
|
Volume sampah/hari
|
3000
|
Liter
|
3
|
Produksi sampah/pdg/hari
|
3,52
|
Liter
|
4
|
Retention time
|
15
|
Hari
|
5
|
Volume ruang sampah
|
45000
|
Liter
|
45
|
M³
|
||
6
|
Volume sampah organik/hari
|
2080
|
Liter
|
2
|
M³
|
||
7
|
Volume ruang sampah
nonorganik
|
13797
|
Liter
|
13,797
|
M³
|
||
8
|
Volume ruang sampah organik
|
31203
|
Liter
|
31,203
|
M³
|
||
9
|
Ukuran bak komposter: p x l x t
|
2,5 x 2 x 1
|
|
= 5
|
M³
|
||
10
|
Jumlah bak yang dibutuhkan
|
8
|
Buah
|
Sumber: Hasil Analisis
5. Desain Bangunan Instalasi Pengelolah Sampah
Gambar: Desain
Bangunan Instalasi Pengomposan
6.
Proses Pengomposan
Sampah padat organik yang sudah dicacah
kemudian dimasukkan ke komposter untuk menghasilkan kompos. Tahapan yang
dilakukan :
- Hasil cacahan sampah organik dicampur dengan larutan penggembur (± 3% dari volume sampah)
- Kemudian dicampur dengan larutan aktivator (0,05% dari volume sampah) + 15 Liter air
- Setelah rata lalu dimasukkan ke dalam komposter.
- Lalu ditunggu selama 15 hari, sampai terbentuk bubuk hitam menyerupai tanah.
Kompos hasil olahan dari komposter akan
digunakan untuk pupuk tanaman disekitar pasar maupun dijual. Ciri-ciri Kompos
yang sudah siap digunakan :
- Berwarna coklat gelap sampai hitam, remah/gembur
- Bersuhu hangat
- Tidak berbau atau berbau daun lapuk
Komentar
Posting Komentar